Retno Marsudi
JAKARTA, JO- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno LP Marsudi menegaskan, posisi Indonesia terkait Palestina sudah sangat jelas, yakni mendukung berdirinya Negara Palestina yang merdeka, dengan Jerusalem Timur sebagai ibukotanya.

Sejalan dengan posisi itu, Indonesia mendesak dunia internasional untuk tidak bermain-main dengan status kota Jerusalem. Menlu RI juga mendesak Israel agar sesegera mungkin mundur dari wilayah-wilayah Arab yang didudukinya.

“Jerusalem Timur harus menjadi ibukota Palestina merdeka. Segala macam kebijakan Israel yang dapat mengubah karakteristik dan status hukum Jerusalem adalah tidak sah, dan dapat merusak prospek perdamaian di Timur Tengah" tambah Menlu Retno.

Hal itu disampaikannya dalam Seminar Internasional dan Pameran Foto Palestina oleh Kementerian Luar Negeri, bertemakan “Berdayakan Rakyatnya, Perkuat Negaranya: Konsistensi Dukungan Indonesia untuk Palestina Melalui Bantuan Teknis", berlangsung di Gedung Pancasila, Kemlu, Jakarta, Selasa (5/11).

Sebelumnya, Retno Marsudi mengungkapkan pertemuannya dengan Dubes AS untuk Indonesia Joseph Donovan, Senin kemarin.

Retno berkata, ia juga berupaya menghubungi Menlu AS Rex Wayne Tillerson untuk memperbincangkan rencana negara Paman Sam soal Yerusalem.

"Kami sangat memperhatikan informasi itu. Kami sampaikan, jika rencana itu dilakukan, maka akan sangat membahayakan proses perdamaian dan stabilitas di Jerusalem," kata Retno.

Hotel Paling Romantis. Berapa Sih Tarifnya!! Hemat 25% untuk Setiap Hotel Tempat Anda Menginap & Baca Ulasannya
Cari Tahu Tarif Hotel Terkini di Medan
Cari Tahu Tarif Hotel Terkini di Palembang

Retno menuturkan, Joseph Donovan berkata kepadanya bahwa Presiden AS Donald Trump hingga awal pekan ini belum memutuskan apapun terkait rencana tersebut.

"Kepemimpinan dan kebijakan AS sangat dibutuhkan dalam isu Jerusalem ini," ucap Retno.

Indonesia secara rutin memberikan bantuan kemanusiaan dan bantuan teknis penguatan kapasitas bagi Palestina. Dalam periode 2008-2016, nilai total bantuan yang diberikan Pemerintah Indonesia telah mencapai lebih dari 10 juta dolar AS. Pemerintah Indonesia juga telah melatih lebih dari 1,400 warga Palestina untuk periode 2008-2013, di sejumlah bidang penting seperti pertanian, industri, diplomasi, penegakan hukum, dan kepariwisataan.

Selain bantuan dari pemerintah, bantuan juga datang dari warga Indonesia, seperti yang kemudian diwujudkan menjadi rumah sakit Indonesia di Bait Lahiya, Gaza.

Dalam Seminar itu, Menlu Retno juga menyampaikan rencana pemerintah untuk memberikan fasilitas pembebasan bea masuk bagi kurma dan minyak zaitun produksi Palestina, serta penyediaan ambulans dan bantuan lain di bidang kesehatan. (jo-2)



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.