Pembakaran Bunga di Hari Buruh Dikomandoi Orator dari Mobil Komando

JAKARTA, JO - Polda Metro Jaya mengerahkan sekitar 16.000 personel untuk melakukan pengamanan, termasuk pengaturan lalu lintas terkait kegiatan peringatan Hari Buruh atau May Day, di Ibu Kota Jakarta, Senin (1/5).

"Personel pengamanan 16 ribu ya," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono di Jakarta.

Berdasarkan pemberitahuan massa buruh yang kemungkinan akan menggelar aksi unjuk rasa sebanyak 40.000 orang. "Massa sekitar 40-an ribu ya," ungkapnya.

Menurutnya, polisi membatasi massa tidak boleh terlalu mendekat pagar Istana Negara. Hal ini, sudah sesuai dengan undang-undang dan standar operasional prosedur (SOP) pengamanan.

"Jadi sesuai standar operasional prosedur ya. Kita sudah melaksanakannya dan kita bagian dari pada pemerintahan untuk mengamankan masyarakat. Jadi sudah ada SOP yang mengamankan seperti ini. Ya kita kan ada undang-undang ya, ada diskresi. Sekarang kita gunakan ya. Tentunya ini bagian dari analisa intelijen makanya dibatasi (jaraknya)," katanya.

Massa buruh dari berbagai elemen seperti KSPI, K-KASBI, SPN, FPR, dan lainnya, nampak membawa sejumlah spanduk bertuliskan sejumlah tuntutan diantaranya hapus outsourcing dan peningkatan jaminan sosial. Mereka juga terlihat mengibarkan bendera-bendera organisasi masing-masing.




Pembakaran Karangan Bunga

Namun, Peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day dicederai dengan pembakaran karangan bunga yang dikirimkan warga Jakarta kepada Gubernur dan Wakil Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat.

Kejadian tersebut sempat membuat suasana di Balai Kota DKI mencekam. Terlebih lagi masih banyak warga baik domestik maupun mancanegara yang mengunjungi Balai Kota untuk wisata Bunga.

Awal kejadian tersebut terjadi, ketika ratusan buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Logam Elektronik dan Mesin (FSPLEM) melakukan long march dari arah barat Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.

Saat hendak melewati jalan di depan Balai Kota DKI, mobil komando pun berhenti. Lalu orator yang berada di mobil komando pun memerintah agar para buruh dan pekerja yang ikut aksi May Day, segera mengumpulkan papan karangan bunga yang ada di halaman luar Balai Kota dan taman yang berada diantara dua ruas Jalan Medan Merdeka Selatan ke tengah jalan yang berada di depan gedung Balai Kota.

Orator itu meminta para buruh dan pekerja segera membakar karangan bunga tersebut. Dengan alasan, karangan bunga itu telah membuat Balai Kota dan Kota Jakarta kotor.

“Teman-teman, kita awali May Day ini dengan bersih-bersih Balai Kota. Karena Balai Kota ini sudah dikotori oleh karangan bunga yang tidak penting. Karangan bunga ini sudah mengotori Balai Kota, maka harus dibersihkan. Tolong kumpulkan karangan bunga itu di tengah jalan, lalu bakar,” kata sang orator pria tersebut.

Mendengar perintah tersebut, serentak puluhan buruh mengambil papan karangan bunga. Lalu meletakkan di tengah jalan, di depan Balai Kota. Ternyata, mereka ada yang membawa minyak, lalu menyiramkan ke karangan bunga tersebut, dan membakarnya. Dengan cepat api menyambar karangan bunga tersebut dan asam hitam pekat membubung tinggi.

Melihat aksi tersebut, sejumlah anggota Polri, TNI dan Satpol PP DKI mencoba untuk mencegah tindakan massa peserta aksi tersebut agar tidak meluas. Namun, jumlah mereka kalah banyak dengan jumlah massa peserta aksi. Akhirnya mereka tidak bisa membendung aksi membakar karangan bunga tersebut.

Lalu orator tersebut terus memberikan semangat bagi para peserta aksi untuk terus melanjutkan pembakaran karangan bunga tersebut. “Kita membuat sejarah baru, kita dapat membersihkan Jakarta,” teriaknya.

Ia pun menegaskan para buruh tidak usah takut melakukan pembakaran bunga, karena ia akan bertanggung jawab bila terjadi penangkapan oleh aparat keamanan.

“Siapa yang mau tangkap, tangkap saya. Saya yang bertanggung jawab,” serunya sambil berdiri di atas mobil komando.

Namun ketika melihat sudah cukup banyak karangan bunga yang dibakar, tiba-tiba ia memerintahkan peserta aksi agar mundur dan menghentikan pembakaran karangan bunga. “Sudah, jangan ditambah lagi. Buruh mundur semua,” perintahnya.

Selama kejadian tersebut, Kepala Satpol PP DKI Jakarta Jupan Royter Tampubolon memerintahkan anggotanya untuk terus memperketat keamanan Balai Kota DKI. Agar aksi pembakaran karangan bunga tidak meluas hingga ke dalam Balai Kota.

Ia juga memerintahkan puluhan personel Satpol PP DKI untuk berjaga-jaga di sekitar lokasi pembakaran karangan bunga. Untuk mengantisipasi tindakan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.(amin)

Sebelum ke Yogyakarta, Cek Dulu Tarif Hotel dan Ulasannya
Ke Bandung? Cek Dulu Hotel, Tarif dan Ulasannya Disini
Cek hotel di Lombok, bandingkan harga dan baca ulasannya
Liburan ke Surabaya? Cari hotel, bandingkan tarif dan baca ulasannya
Cek hotel di Parapat, Danau Toba, bandingkan harga dan baca ulasannya
Bengkulu yang Sedang Bersinar, Cek hotel dan baca ulasannya



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.