Bom Bunuh Diri Mapolres Solo, Ini Kiprah Nur Rohman dan Jaringan Ibad

Kondisi setelah terjadi ledakan yang menewaskan
pelaku teror di Mapolres Surakarta, Selasa (5/7) pagi.
JAKARTA, JO - Nur Rohman,31, pelaku bom bunuh diri di Polresta Solo, merupakan warga Kelurahan Sangkrah RT 001/RW 12 Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, bukan nama baru dalam jaringan teror.

“Dugaan sementara Nur Rohman warga Solo,” ungkap Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Selasa (5/7).

Menurut Kepala BNPT Jenderal Tito Karnavian, Nur Rohman merupakan kepanjangan tangan Abu Musyaf yang memiliki garis komando ke Bahrun Naim. Nur Rohman sebenarnya sudah masuk dalam radar intelijen Densus 88. Dia dicurigai terkait dengan kasus bom di Jalan MH Thamrin, Jakarta. Namun yang bersangkutan lolos dan sejak itu tak lagi terlihat di kampung halamannya.

Dia sudah dicari sejak akhir tahun lalu saat Densus 88/Antiteror membekuk Nur Hamzah dan Andika. Saat itu, Nur dan Andika dibekuk karena membantu Abu Muzab untuk mendapatkan bahan-bahan yang kemudian dirakit jadi bom.

Abu Muzab alias Arif Hidayatullah adalah pelaku teror yang dibekuk di Bekasi pada 23 Desember tahun lalu. Saat itu juga ditangkap seseorang bersama Ali. Dia masih jaringannya Ibadurahman alias Ali Robani alias Ibad. Jadi Nur Rohman ini adalah kelompok Hisbah Solo. Ibad adalah tokoh tim Hisbah yang dibekuk Agustus 2015. Bersamanya saat itu juga dibekuk Yus Karman dan Giyanto alias Gento.

Mereka saat itu ditangkap karena merencanakan meledakkan bom di beberapa tempat. Target mereka antara lain: kuil Budha Kepunton Solo terkait isu Rohingnya, Polsek Pasar Kliwon dan kantor polisi lain di wilayah Surakarta, serta gereja di wilayah yang sama. Kini target itu diwujudkan saat Nur Rohman menyerang Polresta Solo.

Pelaku bom bunuh diri diduga kuat menargetkan anggota polisi yang melaksanakan apel pengamanan Operasi Ramadniya di Polresta Surakarta, pagi ini. Namun, target itu tidak tercapai.

Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Pol Agus Rianto mengatakan, polisi telah memiliki data-data dari sejumlah sumber untuk didalami menjadi informasi, sebagai bahan antisipasi terhadap serangan teror.

"Tujuan pelaku tentunya ingin mendapatkan hasil maksimal, termasuk di dalamnya apabila memenuhi target dengan korban yang cukup besar," ujar Agus.

Menurutnya, Puslabfor Mabes Polri masih menyelidiki jenis bom berdaya ledak rendak atau low explosive milik pelaku itu. "Jenisnya masih kami lakukan pendalaman. DVI, Labfor, Densus masih melakukan penyelidikan," paparnya.

Untuk diketahui, seorang pengendara sepeda motor menerobos masuk ke dalam Polresta Surakarta, kemudian meledakan diri di dekat Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT), sekitar pukul 07.30 WIB. Pelaku tewas di lokasi, sementara satu anggota polisi yang mengejar pelaku mengalami luka-luka di bagian wajah. (amin)

Sebelum ke Yogyakarta, Cek Dulu Tarif Hotel dan Ulasannya Ke Bandung? Cek Dulu Hotel, Tarif dan Ulasannya Disini Cek hotel di Lombok, bandingkan harga dan baca ulasannya Liburan ke Surabaya? Cari hotel, bandingkan tarif dan baca ulasannya Cek hotel di Parapat, Danau Toba, bandingkan harga dan baca ulasannya

1 komentar:

  1. jaman sekarang masih ada saja yang mau melakukan bom bunuh diri, ditangkap saja dalang utamanya pasti ada yang mendukungnya agen poker hancur negara ini tak ada maju-majunya..

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.