Hindari Penyelewengan, DKI akan Batasi Penggunaan Air Baku

Ilustrasi
JAKARTA, JO- Pemprov DKI Jakarta melihat air baku seringkali dijual ke warga kurang mampu dari harga Rp25.000 sampai Rp50.000 per kubik.

Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) pun berencana untuk membatasi penggunaan air baku bagi warga Jakarta, dan sebaliknya meminta kepada PAM Jaya untuk memperbanyak sambungan pipa kerumah-rumah penduduk agar penjualan air bersih bisa dicegah.

"Kami subsidi tapi Anda nggak boleh menjual dong. Orang miskin malah beli Rp 25 ribu per kubik, Rp 50 ribu per kubik. Mending saya sambungin pipa supaya bayar Rp7.000 atau Rp10 ribu. Polanya kami ubah," kata Ahok di Jakarta, Jumat (22/1).

Menurut Ahok, dia ingin membuat regulasi baru sebagaimana rujukan WHO yang membatasi untuk keluarga kecil dia hanya pakai 10 kubik per bulan.

Sebelum ke Yogyakarta, Cek Dulu Tarif Hotel dan Ulasannya Ke Bandung? Cek Dulu Hotel, Tarif dan Ulasannya Disini Cek hotel di Lombok, bandingkan harga dan baca ulasannya Liburan ke Surabaya? Cari hotel, bandingkan tarif dan baca ulasannya Cek hotel di Parapat, Danau Toba, bandingkan harga dan baca ulasannya

"Saya mau batasi penggunaan air. Kalau World Health Organization (WHO) membatasi, untuk keluarga kecil hanya pakai 10 kubik per bulan," katanya.

Dikatakan, pabila penggunaannya tidak dibatasi, air tersebut dikhawatirkan justru akan dijual sejumlah oknum dari PAM Jaya dengan harga lebih tinggi.

Padahal mereka telah mendapatkan subsidi dari Pemprov DKI Jakarta untuk penggunaan air baku. (jo-3)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.