Keramba di Danau Toba.
TOMOK, JO- Bau busuk yang menyengat itulah yang dapat dihirup di sekitar lokasi pembuangan ikan-ikan busuk dari PT AquaFarm Nusantara di sekitar kawasan Danau Toba, Sumatera Utara (Sumut).

Air danau yang tercemar menyebabkan penduduk di sekitar lokasi keramba yang selama mengandalkan air minum dari Danau Toba tidak dapat lagi menggunakannya. Jangankan untuk air minum, untuk mandi saja sudah gatal-gatal.

R br Gultom,47, salah satu warga dekat lokasi keramba di Silimalombu, Samosir, Kabupaten Samosir mengatakan, sebelum menempati lokasi keramba mengiming-iming akan membuat sumur-sumur pompa di desa dekat lokasi keramba.

"Tetapi semua itu hanya iming-iming, masyarakat butuh air bersih, yang tadinya kami mengomsumsi air dari danau kini kami banyak pengeluaran karena mengomsumsi air mineral," keluhnya, Selasa (22/9).

Tak hanya kondisi air, kondisi jalanpun yang kian parah tidak dipedulikan padahal yang memakai jalan adalah karyawan perusahaan ini.

Ibu ini pun menyebut kalau ada yang mengatakan AquaFarm bermanfaat maka itu hanya segelintir orang saja yang diperkaya dari kehadiran perusahaan itu.

"Itu hanya segelintir orang, kebanyakan kami tidak menerima manfaat kehadiran perusahaan ini," katanya.

Dia juga menaruh harapan adanya peneliti dan penyelam independen untuk mengecek apa yang terjadi di dasar danau di sekitar lokasi keramba. Disana pasti sudah menggunung sisa-sisa pellet ikan, dan berjuta virus.

Cek hotel di Lombok, bandingkan harga dan baca ulasannya | Liburan ke Surabaya? Cari hotel, bandingkan tarif dan baca ulasannya | Cek hotel di Parapat, Danau Toba, bandingkan harga dan baca ulasannya | Jalan-jalan ke Las Vegas? Temukan harga hotel terendah

"Dengan kerugian yang diakibatkannya, maka sudah selayaknya perusahaan ini memberi ganti rugi kepada masyarakat Danau Toba atas kegiatan yang dilakukannya yang jelas-jelas merugikan masyarakat," katanya.

Terkait dengan air bersih itu, ibu ini mengatakan hal itu sudah menjadi kebutuhan sangat mendesak bagi warga. "Kami hanya butuh air bersih, dimana kepedulian perusahaan dan juga pemerintah? katanya.

Salah seorang warga Ajibata, Kabupaten Tobasa, H Sirait,45, mengatakan manajemen PT Aqua Farm Nusantara sangat jelek, pekerjanya terutama humas tidak kompeten dibidangnya sehingga tidak bisa mengimbangi keinginan masyarakat.

"Seharusnya humas dan manajemen perusahaan memberikan yang terbaik untuk masyarakatnya, tenaga kerjanya sudah mulai banyak dari luar daerah, yang memimpin juga bukan putra daerah, putra daerah sendiri masih kurang dan ditempatkan di bagian yang sulit dalam pekerjaan," kata Sirait.

Dia juga mengatakan bekas-bekas limbah dari perusahaan hanya ditampung oleh orang-orang yang berduit yang seharusnya jadi jatah masyarakat miskin, dan tidak jelas dana CSR kemana.

"Infrastruktur jalan sangat jelek tidak ada perhatian perusahaan ini, apakah dengan pemberian ikan 2-3 ekor ke masyarakat itu masuk dana CSR? Perusahaan Eropa namun tidak mensejahterahkan karyawannya, padahal bukan rahasia umum lagi betapa kayanya perusahaan ini, hanya dengan beberapa ekor ikan saja bisa menggaji satu orang karyawan."

Dia berharap masyarakat Danau Toba bersatu padu untuk melakukan gugatan karena yang paling dirugikan adalah masyarakat di sekitar Danau Toba sendiri. (sal sirait)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.