Macet dan Kumuh, Pasar di Tiga Raja Parapat Harus Dibenahi

Kondisi pasar atau pekan di Tiga Raja, Parapat, macet.
PARAPAT, JO- Kondisi pasar atau pekan di Tiga Raja, Parapat, Simalungun, Sumatera Utara (Sumut) perlu dibenahi agar tidak kumuh dan menimbulkan kemacetan.

Kondisi kemacetan yang diakibatkan banyaknya pedagang yang menggunakan badan jalan untuk berjualan, sudah berlangsung sejak 15 tahun lalu, namun hingga kini dibiarkan saja oleh pemerintah setempat.

"Kondisi ini sudah berlangsung cukup lama yakni sejak 15 tahun lalu," kata Coi Napitupulu, seorang tokoh pemuda setempat, Sabtu (29/8).

Meski sudah berlangsung lama, lanjut Coi, camat tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan sepertinya tidak ada solusi yang diberikan untuk mengatasi kemacetan itu.

“Iya sepertinya camat tidak bisa berbuat apa-apa atau memberi solusi mengatasi kemacetan yang terus terjadi setiap hari pekan, belum lagi mobil yang parkir sembarangan menambah daftar ketidakmampuan pengelola pasar, lurah, damat, dan Dinas Perhubungan sepertinya tidak mau perduli dengan kondisi ini dan terkesan menutup mata,” ujarnya.

Dari pantauan wartawan The Jakarta Observer, tidak satupun petugas dari kepolisian (satlantas) Polsek Parapat yang bertugas melakukan penertiban lalu lintas.

Cek hotel di Lombok, bandingkan harga dan baca ulasannya | Liburan ke Surabaya? Cari hotel, bandingkan tarif dan baca ulasannya | Cek hotel di Parapat, Danau Toba, bandingkan harga dan baca ulasannya | Jalan-jalan ke Las Vegas? Temukan harga hotel terendah

Padahal masyarakat Tiga Raja sangat berharap adanya pembenahan, karena sebagian dari pada mereka adalah pelaku usaha pariwisata.

"Jadi kalau macet begini mana ada tamu yang datang kemari, padahal jelas kita semua tau kalau Tiga Raja ini adalah sentral penyeberangan untuk wisatawan dari manca negara yang akan menyeberang ke Tuk-tuk, Samosir Island," katanya.

Menurutnya, jika kondisi Tiga Raja seperti ini terus tentunya jadi buah bibir mereka saat pulang kenegaranya, dan memperburuk citra kehidupan masyarakat di Parapat.

"Mereka akan mengatakan Danau Toba tak seindah namanya, kalimat itulah yang sering kita dengar, selain bau dan jorok juga kumuh,” tambahnya.

Coi Napitupulu berharap mudah-mudahan setelah membaca berita ini para pejabat yang pintar dan baik hati ini dapat melaksanakan tugas dan fungsinya masing- masing.(jbs)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.