Ridwan Mukti
RIDWAN MUKTI sudah menyelesaikan tugasnya sebagai bupati Musi Rawas, Sumatera Selatan dengan berbagai pujian yang menyertainya. Selama 10 tahun terakhir, mantan anggota DPR dua periode dan tokoh Partai Golkar ini, telah berhasil mengubah wajah kegelapan, ketertinggalan, keterisolasian dan kemiskinan daerahnya menjadi lebih maju, dan lebih dinamis dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Indonesia.

Tidak heran ketika kemudian tokoh yang dikenal dengan sebutan "Mutiara dari Musi Rawas" ini mendengar kehendak banyak warga Bengkulu untuk mencalonkan diri menjadi calon gubernur Bengkulu, banyak pihak yang optimis di tangan pria ini Bengkulu yang selama ini dikenal sebagai provinsi yang jauh tertinggal dibandingkan provinsi lain di Sumatera dan Indonesia, akan mampu mengubah "wajah" Bumi Rafflesia ini menjadi lebih baik.

Tulisan ini pun ingin melihat kembali ke belakang apa saja yang telah dilalui. untuk memberikan optimisme baru perlunya perubahan di Bengkulu yang dilakukan secara cermat, cepat dan tepat.

Listrik, Jalan, Pendidikan

JIKA ingin dilihat per sektor, kunci penting Ridwan Mukti terlihat dari pembangunan bidang infrastruktur dasar maupun strategis, yang diawali dengan pengenalan wilayah secara matang, dan visi besar yang jauh ke depan.

Lihat saja fakta-fakta mengenai berapa panjang jalan dan jembatan yang bisa terbangun selama satu periode kepemimpinannya. Lihat berapa luas jangkauan listrik, air bersih, dan telekomunikasi yang bisa dicapai di tengah paceklik energi yang dialami daerah-daerah lain. Lihat bagaimana infrastruktur pendukung pertanian seperti irigasi terus dikembangkan demi memastikan roda ekonomi rakyat petani terus berjalan.

Dan yang semakin lebih penting adalah bagaimana Ridwan Mukti mengembangkan infrastruktur kebandaraan dengan pembukaan penerbangan langsung Musi Rawas- Jakarta, sebuah visi besar yang sudah dimulai dan akan sangat menentukan bagi masa depan kabupaten yang dulu dikenal sebagai kabupaten tertinggal ini. Termasuk infrastruktur ibu kota pemerintahan baru yang ada di Muara Beliti dengan segenap kelengkapan sarana/prasarana publik di sana.

Untuk jaringan jalan dan jembatan, kondisi eksisting saat ini, sudah terbangun dan terpelihara panjang jalan sepanjang 3.586 kilometer hingga 2012 ini. Jalan itu melipuri Jalan Kabupaten 1.601,95 km, Jalan Desa 1531,48 km, Jalan Provinsi 199,90 km, dan Jalan Provinsi 199,9 km. Lebih panjang dan lebih bermartabat dari apa yang dibangun Gubernur Jenderal Belanda Herman Willem Daendels di Pulau Jawa (Anyer hingga Panarukan).

Jika Anda pengamat infastruktur, Anda akan setuju bahwa belum ada daerah manapun di Indonesia yang mampu mengembangkan infrastruktur jalan-jembatan sehebat yang dilakukan RidwanMukti itu.

Keberadaan jalan dan jembatan ini memang sesuai dengan karakteristik geografi daerah yang memiliki wilayah yang luas, banyak sungai dan banyaknya kecamatan yang terisolir. Dengan pembangunan jalan, masyarakat kini dapat menikmati bangku sekolah dengan semakin mudah, dapat dengan cepat mendapat akses pelayanan kesehatan, akses mudah untuk memberdayakan ekonomi rakyat, dan juga mendorong hidupnya roda perekonomian daerah, dan lainnya.

Apalagi pada saat bersamaan, Ridwan Mukti juga melakukan pembangunan gedung-gedung sekolah baru yang semakin merata di seluruh kecamatan, membangun sarana/prasarana kesehatan, membangun sarana/prasarana pendukungan bagi kemajuan usaha pertanian-perkebunan, pertambangan, membangkitkan usaha kecil menengah dan koperasi, dan lainnya.

Prestasi pun muncul dari penyediaan infrastruktur kelistrikan. Jika tahun 2005 jumlah desa berlistrik di Kabupaten Musi Rawas masih di bawah 40 persen, maka pada tahun 2013 jumlahnya lebih 90 persen meliputi 252 desa. Untuk persoalan kelistrikan ini, RidwanMukti menggelontorkan anggaran sekitar Rp180 miliar, dan tahun 2015 telah ditargetkan Musi Rawas terang benderang, tidak ada satu desa pun yang tidak dialiri listrik.

Kemajuan ini juga dipuji banyak kalangan sebagai kemajuan paling melegakan di tengah masih banyaknya kabupaten di Sumatera Selatan yang justru gelap gulita karena tidak adanya listrik, tidak memiliki aksesibilitas yang baik dan terisolir. Tidak mengherankan pula dengan kemajuan di Musi Rawas ini, masyarakat yang tadinya kurang produktif menjadi lebih produktif.

Pertanian dan Telekomunikasi

MUSI RAWAS dikenal sebagai daerah pertanian dan pertambangan. Untuk urusan pertanian ini, Musi Rawas menjadi penyokong utama ketahanan pangan Sumsel, dan menjadi Bumi Agropolitan yang maju. Dukungan konkrit yang diberikan Ridwan Mukti dalam hal ini selain memperbaiki infrastruktur jalan-jembatan dan listrik, juga melakukan pembangunan baru dan pemeliharaan bendungan yang ada.

Ada sejumlah bendungan di Musi Rawas yang menjadi sumber air bagi pertanian masyarakat. Yakni Bendungan Air Lakitan (layanan 13.950 ha), Bendungan Kelingi, Tugumulyo (10.163 ha), Bendung Air Gegas (2.678 ha), Bendung Air Satan (1.732 ha), Bendung Air Deras I (1.461 ha). Sementara itu dilakukan juga pembangunan tiga irigasi baru yang kini dalam tahap pembangunan yakni Air Lakitan, Irigasi Rawas dan Irigasi Tugu Mulyo.
Kegiatan ini beriringan dengan upaya peningkatan kualitas dan kuantitas produk pertanian, termasuk peningkatan kualitas sumber daya manusia pertanian yang ada di daerah ini.

Dalam urusan air bersih, meskipun daerah yang tidak sulit air, namun RidwanMukti terus memberikan perhatian bagi penyediaan infrastruktur air bersih bagi masyarakatnya. Persentase rumah tangga yang menggunakan air bersih pada Tahun 2011 ditargetkan sebesar 25 persen, terealisasi sebesar 35 persen atau meliputi 147.537 Kepala Keluarga yang ada di Kabupaten Musi Rawas. Tercapainya target 2011 karena meningkatnya pelayanan BLU PAM Kabupaten Musi Rawas, yang diwujudkan dengan adanya 11 instalasi PAM (IKK) di Kabupaten Musi Rawas juga adanya dukungan dari Program Air Bersih Pamsimas.

Dari sisi telekomunikasi, Ridwan Mukti pun menyadari pentingnya jaminan komunikasi dengan terpasangnya infrastruktur telepon hingga ke pedesaan. Dia juga terus membuka keterisolasian komunikasi akibat banyaknya blank spot area di daerah ini sebelum dia menjabat jadi bupati. Untuk urusan ini, Ridwan Mukti mendorong Program “Desa Berdering”, antara lain dengan membangun telepon umum di pedesaan, yang membantu masyarakat untuk menjalin silaturahmi dengan kerabat, keluarga atau handai tolan di luar desa.

Data 2011 menunjukkan, sudah terpasang 193 warung telekomunikasi desa (warteldes) di berbagai kecamatan yang ada di kabupaten ini. Tercatat juga 39 desa yang masuk kategori blank spot area atau tidak dapat terjangkau sinyal, dan kondisi ini terus diperbaiki dengan melibatkan rekanan untuk membangun tower provider.

Ibu Kota dan Bandara


INFRASTRUKTUR lain yang mengandung spirit masa depan yang cemerlang terlihat dengan pengembangan ibu kota baru berkonsep agropolitan dengan segala kelengkapan public di dalamnya, termasuk pusat-pusat ekonomi baru di Muara Beliti. Saat ini, kondisinya sudah berjalan dengan baik, dan degub pemerintahan maupun aktivitas masyarakat sudah hidup di sana. Secara simbolik, keberadaan Masjid Agung Musi Rawas Darussalam yang berdiri megah dan kokoh di salah satu sudutnya ikut memberikan warna.

Begitu pula dengan Bandara Silampari, yang setelah sukses melakukan penerbangan langsung Musi Rawas-Jakarta dalam beberapa tahun terakhir, terus melakukan pembenahan, dan ke depan akan menjadi loncatan baru dengan dibukanya penerbangan regular oleh maskapai penerbangan swasta dengan pesawat berbadan besar. Selain rute Jakarta, sejumlah rute baru yang mengoneksi sejumlah daerah lain di Sumatera secara langsung dari Musi Rawas akan menjadikan daerah ini sebagai pusat transportasi terbesar kedua setelah ibu kota Palembang dan untuk Sumatera bagian tengah.

Dengan berbagai perkembangan pesat di bidang infrastruktur ini, investasi yang masuk ke Musi Rawas telah demikian derasnya, termasuk berlipat-lipatnya pertumbuhan permohonan izin usaha baru di daerah ini.

Semua ini dilakukan untuk satu visi besar Ridwan Mukti menjadikan daerahnya menjadi daerah pusat pertumbuhan ekonomi terpenting dan menjadi pusat kesejahteraan, pusat pembangunan sumber daya manusia baru yang unggul, dan sebuah daerah yang aman, damai, dan sejahtera. (jo-2)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.