Kasal: Visi Poros Maritim Dunia Membuka Harapan Baru Bangsa

Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, SE memberikan sambutan.
SURABAYA, JO- Visi Poros Maritim dunia yang dijalankan pemerintah saat ini membuka harapan baru bagi aktivitas maritim bangsa Indonesia yang selama ini terbelenggu oleh pandangan-pandangan agraris.

“Bangsa ini perlu bergeliat kembali memotivasi segala bidang pembangunan untuk mewujudkan harapan yang selama ini terabaikan. Dari segi proses transformasi, hal ini bukan sesuatu yang mudahkarena berhubungan dengan pola pikir dan kebiasaan serta budaya yang telah terpatri selama bertahun-tahun,” demikian dikatakan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, SE di Surabaya, Senin (11/5).

Hal itu disampaikan saat menjadi keynote speech saat membuka acara Seminar Nasional tentang Poros Maritim Dunia yang digelar dalam rangka hari Pendidikan TNI AL di Komando Pengembangan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal), Surabaya.

Seminar nasional yang mengangkat tema ”Tantangandan Peluang 5 Pilar Poros Maritim Dunia” ini menampilkan lima pembicara antara lain Sri Sultan Hamengkubuwono X (Pilar Budaya Maritim); Ir Harun Al Rasyid Lubis, MSc (Pilar Insfrastruktur Maritim); Dr Arif Havas Oegroseno(Pilar Diplomasi Maritim); Laksamana TNI (Purn) Dr Marsetio (Pilar Pertahanan Maritim), dan Ir Sarwono Kusuma Atmaja (Pilar SDM).

Seminar kemaritiman yang dilaksanakan kali ini merupakan media sumbangan pemikiran TNI AL yang didedikasikan kepada pemerintah mengenai langkah-langkah antisipatif daninovatif terhadap tantangan dan peluang yang ada dalam kemaritiman domestik,regional maupun global untuk mendukung terwujudnya Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Menurut Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, SE untuk menuju ke arah pola pikir maritim, perubahanharus dilaksanakan secara mendasar, bertahap dan komprehensif.

“Kehidupan maritim bangsa seakan-akan telah lama hilang, sehingga proses transformasi yangdibutuhkan tidak sekedar langkah-langkah optimalisasi atau revitalisasi, namunharus menjurus ke arah resureksi atau membangkitkan kembali sesuatu yang telahlama tiada, agar seluruh komponen bangsa berkonsentrasi secara bersama-sama untukmeletakkan dasar, pemahaman dan tindakan yang sejalan,” jelas orang pertama di jajaran TNI AL tersebut.

Lebih lanjut, Kasal mengatakan, saat ini setidaknya terdapat tiga jenis tantangan yang akan dihadapi, yaitu: Pertama, tantangan taktis, yang inherent dengan subyek pembangunan poros maritim dunia secara internal. Kedua, tantangan operasional, yang mempengaruhi proses pelaksanaannya.

Ketiga, tantangan strategis, yang berhubungan dengan reaksi dan pengaruh eksternal. Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, dan dalam upaya melaksanakan pembangunan menuju negara maritim yang besar, kuat dan makmur, papar Kasal, pembangunan yang dilaksanakan harus mengacu pada fungsi laut bagi bangsa Indonesia, sehingga pembangunan dapat terarah sesuai manfaat yang diharapkan. (jo-17)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.