Valeria Yunita Intan
FLORES, JO- Selama ini tidak sedikit informasi media yang menjadi biang lahirnya konflik dan diskriminasi di tengah masyarakat. Kampus pun diharapkan menjadi awal lahirnya jurnalisme harmonis yang bisa mencegah media yang bias.

Harapan itu disampaikan Valeria Yunita Intan, mahasiswa utusan asal Nusa Tenggara Timur (NTT) usai mengikuti pelatihan jurnalis di Denpasar pada 19-21 November 2014. Yuni, sapaan akrabnya, menyatakan berita media tidak boleh berujung perpecahan dan perselisihan.

“Selama ini tak sedikit informasi media yang menjadi biang lahirnya konflik dan diskriminasi di tengah masyarakat,” kata mahasiswi asal kampus STKIP Ruteng NTT ini, Minggu (23/11).

Menurut Yuni, sebagai calon jurnalis, mahasiswa harus dilatih mengangkat dan menulis berita-berita yang layak dipublikasi dengan niat dasar yang jujur. “Itu yang dimaksudkan dengan jurnalisme harmonis. Jurnalisme yang harmonis harus dimulai dari kampus,” ungkap Yuni.

Di kampus jurnalisme diberdayakan melalui lembaga pers mahasiswa (LPM). Dia mengajak para mahasiswa untuk memiliki rasa kecintaan terhadap kegiatan menulis, meneliti, dan mempublikasikan temuan.

Yuni berkesan, ada kejadian-kejadian pelanggaran HAM di daerah seperti NTT yang tidak diketahui banyak orang di negeri ini.

“Di daerah ada banyak persoalan yang berkaitan dengan HAM. Tapi itu tidak diekspos. Seharusnya media memberitakan berita yang memang harus diberitakan, tidak boleh disembunyikan atau ditutup-tutupi untuk suatu tujuan.”

Terkait dengan kegiatan pelatihan jurnalistik yang digelar Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (Sejuk) yang baru saja diikutinya, Yuni mengaku senang dan puas.

“Cita-cita jadi jurnalis bertambah kuat. Apalagi para narasumber sudah profesional dan berpengalaman, seperti Ilham Khoiri dari Kompas, Luh De Suriyani sari The Jakarta Post, Ramdan Malik dari MNC TV, dan masih banyak lagi.

“Saya sangat bangga bisa ketemu Pak Ilham, selama ini hanya tahu nama beliau dari media,” sambungnya.

Selain itu, lanjut Yuni, pelatihan tersebut membentuk pengetahuannya sebagai peserta dalam membangun jurnalisme yang harmonis, berimbang, dan terfokus pada pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Pelatihan ini memberikan kesan sendiri bagi Yuni agar di lapangan dia memahami tugas-tugas jurnalis, membuat berita yang tidak membuat konflik atau diskriminasi, dan membangun media berbasis harmoni.

Bagi Yuni, sebagai mahasiswa, pelatihan ini juga menumbuhkan kecintaan terhadap perdamaian di tengah menggejalanya agresivitas gerakan konservatisme agama di kalangan mahasiswa. (edu)


Cek Hotel di Jakarta, Bandingkan Tarifnya | Cek Hotel di Parapat, Danau Toba, Bandingkan Harga dan Baca Ulasannya | Cek Hotel di Bandung, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya | Cek Hotel di Surabaya, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya
Mengunjungi London? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya | Wisata ke New York? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya | Jalan-jalan ke Las Vegas? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.