15 Keluarga Kini Terpaksa Tidur di Jalanan Dikelilingi Kompor, Lemari, Kulkas

Seorang anak kecil tampak bermain di antara reruntuhan rumah di sepanjang Kali Mokervart. Mereka kini tidak punya tempat tinggal. (foto:jo-6)
JAKARTA,JO- Sebanyak 15 kepala keluarga (KK) eks pembongkaran bangunan sepanjang Kali Mokervart hari ini terpaksa tidur di jalan menggunakan tenda darurat dan dikelilingi barang-barang seperti kompor, lemari dan kulkas.

Ke-15 kepala keluarga ini merupakan bagian dari keluarga yang menghuni 25 rumah yang dibongkar paksa aparat Pemkot Jakarta Barat (Jakbar), kemarin, terkait rencana pemerintah untuk membangun jalan inspeksi selebar 10 meter mulai dari Jalan Panjang, Pesing hingga perbatasan Semanan, Kalideres.

"Mau bagaimana lagi kami terpaksa harus tidur disini karena tidak punya tempat lain," kata Siti Jairoh,43 warga RT07/02 yang mengaku berasal dari Solo, Jawa Tengah.

Ketika ditanya sampai kapan mereka akan tidur di tenda itu, Siti Jairoh mengatakan tidak tahu. "Ya sampai menunggu dapat rumah kontrakan, Mas. Kalau belum dapat ya disini saja terus," katanya.

Ibu ini mengaku tidak menerima pembongkaran paksa karena rumah itu memiliki sertivikat, bahkan membayar PBB setiap tahunnya di Bank DKI.

Barang-barang entah mau ditaruh kemana lagi.
Meskipun begitu dirinya bersama warga lainnya meminta agar diberikan biaya pindah rumah tapi tidak diberikan.

Anehnya, petugas pun dinilainya tidak adil, sebab sebagian warga dibayarkan biaya pindahnya, tapi sebagian lagi tidak. "Kami mendukung program pemerintah tapi dimana kepedulian kepada masyarakat kecil seperti kami," katanya.

Ibu Sasmi,48, warga RT07/02 Rawabuaya asal Yogya ini juga mengaku memiliki Akte Jual Beli (AJB) dari tokoh masyarakat yang mengaku punya tanah itu.

"Selama 24 tahun kami menempati rumah ini.Sebelumnya kami sudah usaha mencari rumah kontrakan tapi belum dapat. Sementara ini kita numpang di tempat saudara, tempatnya juga terlalu kecil hanya bisa buat tidur rame-rame sama anak-anak," ujarnya.

Saat ini dia mengaku bingung untuk menaruh barang, karena rumah sudah tidak ada. "Jangankan untuk barang, untuk tidur saja kita sudah susah sekarang," keluh Sasmi.

"Barang berantakan di jalanan.Surat-surat pun belum tau dimana nggak sempat beresin Satpol PP langsung main hajar tuh rumah," imbuhnya.

Dia berharap kepada pemerintah setempat agar dapat membantu mereka sewajarnya saja. "Kami tidak minta berlebihan,ongkos nyari kontrakan dan angkut barang sudah cukup," harapnya. (lian/jo-6)

Mengunjungi London? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya | Wisata ke New York? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya | Jalan-jalan ke Las Vegas? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.