Bupati Tobasa Diminta Dengarkan Keluhan Pelajar Terkait Jalan Rusak di Ajibata

Dua remaja terjatuh dari sepeda motor di jalan rusak menuju sekolah mereka, belum lama ini. (foto:lian)
MEDAN, JO- Masyarakat Desa Pardomuan Sijambur, Kecamatan Ajibata Toba Samosir (Tobasa), Sumatera Utara (Sumut) meminta Bupati Tobasa jangan tutup mata melihat kondisi rusaknya jalan di desa tersebut, yang menyebabkan banyak pelajar jadi korban.

Seperti diberitakan sebelumnya, kerusakan jalan membuat angkutan umum tidak mau lagi mengantar pelajar SMP dan SMA yang berlokasi di daerah ini, dan sejumlah pelajar yang menggunakan sepeda motor pun enggan sekolah karena jalan rusak itu sudah sering memakan korban di antara pelajar.

Menurut salah satu tokoh masyarakat Kecamatan Ajibata yang juga warga Sijambur, LO Sirait di lokasi Minggu (31/8), kondisi jalan utama menuju Desa Sijambur ini sudah puluhan tahun tidak pernah diperbaiki. Kerusakan terlihat mulai simpang Gereja Khatolik Ajibata hingga lokasi sekolahan.

Diperkirakan panjangnya mencapai 1 kilometer dan lebar jalan rata rata empat meter.

"Jalan ini kerusakannya sudah parah, namun hingga saat ini pemerintah sepertinya masih tutup mata. Warga dan anak anak sekolah yang mengendarai sepeda motor kerap jatuh ditambah kondisi jalan tanjakan disertai jurang menunggu para korbannya," ungkap LO Sirait.

Warga bahkan menilai bupati Tobasa tidak peduli dengan pembangunan di Kecamatan Ajibata. Terbukti, hampir seluruh akses jalan di Kecamatan Ajibata ini rusak parah dan tidak ada perbaikan.

"Sebaiknya bupati mau datang ke desa kami untuk melihat kondisi jalan yang rusak," kata warga lainnya, Arga Sirait.

Dikatakan, jalan ini adalah satu-satunya akses menuju perkampungan dan tempat sarana pendidikan tingkat SMP dan SMA Kecamatan Ajibata. Saat ini para sopir angkutan yang membawa anak anak sekolah tidak berani melintasi jalan ini karena mobil mereka tidak mampu melewati jalan dalam kondisi memprihatinkan.

Selain jalan menanjak, di badan jalan juga penuh lubang seperti kubangan ditambah batu-batu berserakan yang terkelupas dari aspal.

"Bagaimana pendidikan di daerah bisa maju sementara jalan saja tidak bisa diperbaiki. Ini sangat bertolak belakang dengan keinginan pemda untuk memperbaiki pendidikan," ujar Arga.

Salah seorang pengurus Komite SMP Negri 1 Ajibata, W Nadeak juga mengharapkan, agar pihak terkait bisa secepatnya membuat tindakan untuk memperbaiki jalan ini.

"Kasihan anak anak sekolah setiap harinya harus was was jika angkutan mereka tumpangi melintas dari jalan tersebut," katanya menambahkan sudah banyak orang tua murid yang mengancam pihak sekolah dan komite sekolah akan memindahkan anak mereka ke sekolah lain di Kabupaten Simalungun yang bertetangga dengan Kabupaten Tobasa.

"Alasan orang tua murid, anak mereka sering jatuh ketika mengendarai sepeda motor gara-gara menghindari jalan berlubang," sambung Nadeak.

Hal ini juga diakui sejumlah siswa yakni Rencus Sijabat, Hernes Butar Butar, Aldi Sitio, Alex Kefas Sitio, yang merupakan murid SMP Negeri 1 Ajibata. Mereka mengaku sudah sering jatuh naik sepeda motor kalau mau sekolah.

"Kami sudah tidak mau lagi naik motor ke sekolah. Tapi angkutan pun sudah tidak mau karena jalannya rusak. Kami tidak tahu lagi bagaimana ke sekolah," kata Alex Sitio. (lian)

Mengunjungi London? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya | Wisata ke New York? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya | Jalan-jalan ke Las Vegas? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.