Presiden SBY sesaat sebelum berangkat ke Myanmar, hari ini.
JAKARTA, JO- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Sabtu (10/5) hari ini berangkat ke Myanmar untuk menghadiri KTT ke-24 ASEAN yang akan berlangsung Minggu (11/5).

Dalam lawatan kali ini, Presiden dan rombongan menggunakan pesawat khusus kepresidenan Boeing jenis Business Jet 2 (BBJ-2), yang baru saja dibeli dari pihak Boeing. Presoden dan Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono beserta delegasi bertolak pukul 10.00 WIB dari Bandara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Menurut jadwal, pada KTT ke-24 ASEAN tersebut, Presiden SBY akan menghadiri Sidang Pleno dan Retreat bersama para Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN. Sidang diagendakan membahas berbagai isu regional dan global strategis yang menjadi perhatian negara-negara anggota ASEAN. Pada kesempatan ini, Sekjen ASEAN Le Luong Minh juga akan memaparkan mengenai kesiapan menuju Komunitas ASEAN 2015.

Sebagai bagian dari rangkaian KTT, para Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN akan melakukan pertemuan secara terpisah dengan perwakilan dari ASEAN Inter-Parliamentary Assembly, berbagai organisasi masyarakat madani (Civil Society Organizations), dan kalangan muda ASEAN (ASEAN Youth). Setelah selesai rangkaian sidang KTT ASEAN, Presiden SBY langsung akan memimpin sidang KTT Brunei-Indonesia-Malaysia-Philippines East Asian Growth Area (BIMP-EAGA).

Presiden SBY dan Ibu Ani beserta delegasi akan kembali ke Tanah Air pada Senin (12/5). Menyertai kunjungan Presiden SBY ke Nay Pyi Daw, antara lain, Menko Perekonomian Hatta Radjasa, Menko Polhukam Djoko Suyanto, dan Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah.

Sebelumnya, Ketua Umum Harian Partai Demokrat (PD) Syarief Hasan mengatakan hasil konvensi calon presiden Partai Demokrat akan begitu SBY kembali dari Myanmar.

"Ketua umum lagi berangkat kan mesti kita tunggu dulu," kata Syarief.

Terkait hasil survei, Syarif Hasan mengatakan belum tahu. "Belum tahu karnea survei belum lapor belum kasih data ke saya," kata dia lagi saat ditanyakan calon yang paling kuat.

Disampaikan Syarief, konvensi dilakukan untuk menentukan calon presiden, bukan calon wakil presiden. (jo-10)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.