Ibu Melahirkan di Jembatan Penyeberangan Pernah Masuk Panti Sosial

Mutia Rahmawati dan bayi yang dilahirkannya di jembatan penyeberangan.
JAKARTA, JO- Mutia Rahmawati, 32, ibu yang melahirkan di jembatan penyebarangan orang (JPO) halte bus Transjakarta Kebon Pala, Jakarta Timur (Jaktim) pada Minggu (5/1) akhirnya mendapat perawatan di Ruang Seruni, Puskesmas Kecamatan Jatinegara, Senin (6/1). Namun urusan tidak begitu saja selesai, karena dia segera ditunggu petugas Dinas Sosial yang bermaksud membawanya ke panti sosial.

Hal itu, menurut petugas Suku Dinas Sosial Jaktim, karena sebelumnya Mutia pernah diamankan petugas Sudin Sosial Jakarta Pusat karena mengemis di daerah Sarinah. Dari sana petugas membawanya ke Panti Sosial Kebon Kosong.

"Ya, dia pernah diamankan sekitar dua bulan lalu di kawasan Sarinah. Sebenarnya Ibu Mutia ini adalah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Seminggu mendapat pembinaan di Panti Asuhan Kebon Kosong dia kemudian dipulangkan ke Kediri, Jawa Timur, tempat asalnya," kata Kasudin Sosial Jaktim Masyudi.

Masyudi kemudian mengaku kaget ketika mengetahui Mutia melahirkan di JPO, karena setahunya, ibu yang sebelumnya membawa serta tiga anaknya Rafli,7; Jibran,4; dan Syifa,2; ini sudah pulang ke Kediri.

Karena itu pula, pihaknya berinisitif untuk membawa kembali Mutia dan anak-anaknya ke panti sosial, sebagai bentuk tanggung jawab sosial. Namun upaya ini belum mendapat izin dari pihak puskesmas, dengan alasan Mutia masih membutuhkan pemulihan.

Sebelumnya, kepada wartawan Mutia mengaku asal Surabaya dan akan ke rumah ayahnya di Bekasi. Sayangnya sang ayah sudah meninggal dua bulan sebelumnya. Mutia pun mengaku ditinggal mati suaminya sepekan lalu.

Mutia sendiri saat dikonfrontir mengenai penangkapannya saat mengemis di kawasan Sarinah, awalnya sempat membantah, namun akhirnya mengakui, meski dengan berbagai alasan.

Menurutnya, dia bukanlah pengemis, kebetulan saja saat itu bersama ketiga anaknya tengah makan di samping KFC Sarinah. Tiba-tiba dihampiri petugas dan langsung dibawa ke Panti Sosial di Kemayoran. "Baju kami kan memang jelek dan lusuh, jadi dikira pengemis, sehingga ditangkap dan dibawa ke panti di Kemayoran," katanya. (jo-9)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.