Prof Subur Minta Maaf ke BIN, Penyebar Fitnah Diminta Bertanggung Jawab

Prof Subur Budhisantoso
JAKARTA, JO- Kondisi mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Prof Subur Budhisantoso ternyata sehat-sehat saja, dan sama sekali tidak benar jika diberitakan "dijemput" (diculik-Red) Badan Intelijen Negara (BIN).

Atas kekeliruan informasi yang beredar ini, Prof Subur pun sudah meminta maaf kepada Kepala BIN Marciano Norman. Sementara pihak BIN telah menyerukan kepada pihak-pihak yang menyebut Prof Subur "dijemput BIN" itu untuk bertanggung jawab dan meminta maaf.

"Saya sudah berbicara dengan Pak Prof Subur, dia bilang berada di Pontianak pukul 13.00 WIB, dan masih di sana, untuk kepentingan kader Partai Demokrat di sana," kata Marciano, Sabtu (19/10) malam.

Kepada Marciano, Prof Subur juga mengaku bingung mengapa pemberitaan yang menyebut dirinya diculik itu beredar, dan berkembang sedemikian. "Beliau menyampaikan permohonan maaf kepada saya, beliau sehat," begitu Marciano.

Kepala BIN memberikan klarifikasi setelah sebelumnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan Marciano untuk menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya setelah beredar kabar yang awalnya disampaikan mantan Wakil Direktur Eksekutif Partai Demokrat, yang sekarang pengurus ormas Pergerakan Perhimpunan Indonesia (PPI) yang dipimpin Anas Urbaningrum, M Rahmad, bahwa Prof Subur tidak hadir pada diskusi yang digelar di kediaman Anas di Duren Sawit, Jakarta, pada Jumat (18/10) lalu karena "dijemput BIN".

Informasi yang dinilai keliru itu bisa merugikan BIN. "Kepala BIN diminta (Presiden-Red) untuk segera klarifikasi," kata Jubir Kepresidenan Julian Pasha. Dijelaskan, Presiden SBY sendiri sudah melakukan kroscek ke Prof Subur dan BIN mencari tahu masalah yang sebenarnya, dan diketahui Prof Subur juga baik-baik saja.

Marciano kemudian meminta kepada pihak-pihak yang menyebarkan informasi tidak benar itu untuk bertanggung jawab dan meminta maaf. "Saya minta mereka yang menyampaikan itu bertanggung jawab atas apa yang mereka ucapkan. Mereka harus meminta maaf atas pernyataan yang sangat kami sesalkan itu," kata Marciano.

Marciano menyebut institusi yang ia pimpin menjadi tercoreng karena tudingan tersebut. "Saya lebih kepada mereka yang menyampaikan pernyataan dalam pemberitaan ini. Saya minta mereka yang menyampaikan itu bertanggung jawab atas apa yang mereka ucapkan." ujar Marciano.

Dalam klarifikasi sebelumnya kepada media, Prof Subur menyebut, dia memang ke kantor BIN di Kalibata pada Jumat (18/10) pukul 10.00 WIB, namun karena pimpinan BIN memiliki agenda pertemuan ditunda hingga pukul 13.00 WIB. Kemudian pada siang harinya dia berangkat ke Pontianak.

Mengenai acara yang digelar PPI di kediaman Anas Urbaningrum, menurut Prof Subur dia lupa jika waktunya berbarengan dengan agenda di BIN. Apalagi info mengenai acara itu ada di HP lama dia sehingga dia tidak mengetahuinya.

"Jadi nggak benar itu dijemput-jemput, aku kesana untuk rapat dan mengantar teman," kata dia.

Menurutnya, informasi tentang dirinya dijemput BIN akibat kesalahpahaman antara pengurus PPI dengan ajudannya. "Ini karena salah paham saja. Informasi ajudan kurang begitu jelas, akibatnya salah paham," tambah Subur.

Soal posisi sebenarnya Prof Subur juga dijelaskan Ketua DPR Marzuki Alie, yang juga sama-sama politisi Partai Demokrat. Dari konfirmasi Marzuki ke asisten Prof Subur bernama Larno, diketahui Prof Subur Budhisantoso memang berada di Pontianak dengan anggota Fraksi Partai Demokrat untuk persiapan kampanye.

Kepada Marzuki, Guru Besar Antropologi Universitas Indonesia ini menuturkan jika dirinya  telah mendapat undangan dari Kepala BIN terkait LNG Aceh. Tak lama berselang Ia terima pesan singkat dari Anas Urbaningrum soal diskusi di Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI).

Namun, sayangnya, Prof Subur tidak mengecek tanggal pelaksanaan diskusi itu, ia langsung menyatakan siap hadir. Kemudian ia mendapat informasi mendadak jika kepala BIN diajak Presiden SBY ke Yogyakarta, sehingga rapat itu akhirnya diwakili oleh deputi pada siang hari.

Setelah rapat, Prof Subur pun bertolak ke Pontianak untuk kepentingan kampanye bersama anggota Fraksi Partai Demokrat.

Kepada Marzuki, Prof Subur Budhisantoso meminta agar berita-berita itu diluruskan karena dia tidak tahu harus bagaimana melakukannya.  (jo-15)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.