Survei: Citra dan Kinerja Parlemen Memprihatikan

JAKARTA, JO- Hasil survei menunjukkan, citra dan kinerja anggota DPR RI periode 2009-2014 memprihatikan. Sejumlah kasus suap, korupsi, dan tindakan asusila yang melibatkan anggota DPR dinilai publik telah mencoreng wajah parlemen Indonesia. Begitu pula dengan kinerja anggota DPR yang masih jauh dari harapan.

Demikian rangkuman dari hasil penelitian Citra dan Evaluasi Kinerja DPR di mata publik yang dilakukan Institute Riset Indonesia (Insis) seperti disampaikan dalam rilis yang dikirimkan ke Jakarta Observer, di Jakarta, hari ini.

Survei dilakukan pada 17 Agustus hingga 20 September di 34 provinsi, menggunakan metodologi rambang berjenjang (multistage random sampling). Jumlah responden 1.070 orang. Margin of Error ± 3 persen, dan level of Confidence 95 persen. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan pedoman kuesioner.

Peneliti Insis Mochtar W Oetomo mengungkapkan, dalam riset ini diketahui, responden yang menjawab citra DPR tidak baik 38,5 persen, semakin tidak baik 26,1 persen, baik 29,2 persen, semakin baik 1,9 persen, dan tidak menjawab 4,3 persen.

“Bila diagregatkan maka publik menilai citra DPR tidak baik di atas 50 persen lebih. Ini membahayakan bagi wajah Parlemen Indonesia masa kini dan mendatang,” kata Mochtar.

Penyebab buruknya citra DPR disebabkan beragam persoalan. Sebanyak 55,3 persen publik menyatakan tidak puas dan sangat tidak puas dengan kapasitas anggota DPR; 79,5 persen publik tidak puas dan sangat tidak puas mengenai moral anggota DPR; sebanyak 81,4 persen publik menyatakan tidak puas dan sangat tidak puas terhadap komitmen pemberantasan korupsi. Sementara itu, 78,3 persen publik menyatakan tidak puas dan sangat tidak puas soal tingkat kehadiran anggota DPR.

Begitu pula dengan kinerja anggota DPR, 77 persen publik menilai kinerja DPR tidak baik dan semakin tidak baik; 48,5 persen publik mengaku tidak puas dan sangat tidak puas soal kinerja DPR dalam membentuk UU; 46,6 persen publik mengaku tidak puas dan sangat tidak puas kinerja DPR dalam membahas APBN.

Sebanyak 59,6 persen publik mengaku tidak puas dan sangat tidak puas kinerja DPR dalam pengawasan UU dan APBN; 73,9 persen publik mengaku tidak puas dan sangat tidak puas kinerja DPR dalam menyerap keluhan masyarakat; 60,9 persen publik mengaku tidak puas dan sangat tidak puas kinerja DPR dalam memberikan pendapat atau masukan kepada pemerintah.

Pada bagian lain, survey ini juga menunjukkan Marzuki Alie adalah anggota DPR yang paling dikenal publik, Priyo Budi Santoso adalah anggota DPR yang paling aspiratif dalam menampung pendapat serta aduan masyarakat, sedangkan Ruhut Sitompul adalah anggota DPR yang paling ngotot atau keras dalam menyampaikan pendapat. (jo-2)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.